Media merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk memindahkan pesan dari komunikator kepada penerima pesan.[1]Media massa dan media sosial sukses membangun citra baik seseorang, produk ataupun usaha perorangan hanya dengan memoles kreativitas “prestasiâ€. Pengaruh media massa sebagai jembatan komunikasi semakin hari semakin terlihat pengaruhnya dikalangan masyarakat. Pengaruh terjadi tidak hanya dalam perbuatan, tetapi perubahan atau perbedaan pengetahuan antara sebelum dan sesudah pesan dikirimkan. Dampak negatif dan positif yang ditimbulkan muncul secara berdampingan berdasarkan sebab dan akibat yang akan diterima masyarakat dalam menjalankannnya.
Contoh sukses media memoles seorang bisa dilihat disaat begitu meriahnya pemberitaan seorang Lalu Muhamad Zohri seorang Pelari 100 M yang berhasil memenangkan kejuaraan dunia Atletik junior di Tampare Firlandia, padahal olah raga Atletik adalah olah raga yang kurang populer di Indonesia. Tema-tema polesannya sekitar: 1. ketidakadaan bendera merah putih untuk dibawa ke podium, 2. tak punya sepatu untuk latihan, 3. Yatim Piatu, 4. Biaya sendiri. Sehingga hal itu mengundang perhatian publik yang luar biasa.
Kreativitas bukanlah menemukan hal baru, melainkan memoles hal-hal yang kusam menjadi seperti baru (Bong Chandra). Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, memoles berarti memberi polesan supaya lebih indah dan sebagainya. Arti kiasasannya adalah memperbaiki keadaan yang ada, meningkatkan kemampuan mutu dan sebagainya.[2] kreativitas tidak terbatas pada kegiatan yang mengandung unsur seni dan visual tapi juga semua unsur kegiatan harian.
Kreativitas bisa kita terjemahkan sebagai sebuah kemampuan atau kemauan untuk membayangkan sesuatu dan merealisasikannya ke dalam kehidupan nyata. Jadi, kreativitas itu bukan terhenti pada ide, tetapi juga sudah diaplikasikan dalam wujud aksi. Jika hanya sebatas ide, maka kreativitas masih terkurung. Kreativitas harus dituangkan, entah itu dalam coretan, sketsa, atau apa saja. Kreativitas memoles akan memberikan umpan balik atau feedback baik negatif atau positif. Umpan balik bisa berdasarkan asal, berdasarkan kecepatan, berdasarkan penerimaan pesan, ataupun berdasarkan relevansitas[3].
Citra merupakan sesuatu yang bersifat abstrak karena berhubungan dengan keyakinan, ide dan kesan yang di peroleh dari suatu objek tertentu baik dirasakan secara langsung, melalui panca indra maupun mendapatkan informasi dari suatu sumber. Seperti yang dijelaskan oleh Roesady, citra adalah seperangkat keyakinan, ide, dan kesan seseorang terhadap suatu objek tertentu.[4] Citra dapat berupa tanggapan positif yang berbentuk dukungan, ikut serta, peran aktif serta tindakan positif lainnya dan tanggapan negatif yang berbentuk penolakan, permusuhan, kebencian atau bentuk negatif lainnya. Citra sendiri akan melekat pada setiap diri individu maupun instansi, tanggapan positif maupun negatif tergantung pada proses pembentukannnya dan pemaknaan dari objek sasaran pembentukan citra. Serta, semua orang memiliki hak untuk memaknai citra personal maupun instansi.
Setiap orang mempunyai citra (image) tersendiri. Citra tergantung dari sudut pandang orang yang melihatnya. Misalnya seseorang dapat dikatakan sebagai pemalas, pekerja keras, efesien, ramah, boros, lucu dan sebagainya. Setiap orang dengan citranya akan berpengaruh selama dirinya berkomunikasi. Meskipun citra seseorang umumnya timbul karena kepribadian, sikap atau penampilannya, pada awalnya citra biasanya diketahui dan dibentuk dari penampilan fisik seseorang. Citra dari bentuk fisik ini sering memberi kesan pertama yang sangat berarti. Selanjutnya citra yang sudah melekat pada diri seseorang cenderung sulit untuk diubah. Citra seperti itu pun dapat dimiliki sebuah organisasi seperti perpustakaaan. Bahkan penampilan fisik seperti gedung, eksterior dan interior cukup memberi citra baik positif maupun negatif sebuah perpustakaan.
Kreativitas memoles citra perpustakaan perlu dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat maupun eksistensi perpustakaan dimata masyarakat. Meskipun produk yang dihasilkan luar biasa, memiliki pegawai yang hebat-hebat, memiliki informasi yang lengkap, kalau citra yang dibangun tidak baik, maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan maksimal. Perpustakaan sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang jasa layanan informasi publik, baik informasi khusus maupun informasi umum sangat perlu untuk membangun citra. Citra perpustakaan tidak datang dengan sendirinya, melainkan harus dibangun dan dibentuk, dari mulai layanan, komunikasi dan lain sebagainya.